Pemahaman tak lengkap terhadap substansi masalah menjadi
penyebab masalah selanjutnya !! atau mengutip kata-kata guru SDN saya dulu
(2000) “douma nuntu jara ka ao kai ngao“. Mungkin kalimat itu yang paling tepat
dengan jawaban nitizen atas dua postingan awal tahun ini. Berawal dari
postingan akun facebook atas nama putraputri poja yang kini rimbanya entah
kemana rupanya menimbulkan gejolak luar biasa. Saya pun mencoba mencari
jejak-jejak akun tersebut namun tidak dapat ditemukan.
Ada dua kemungkinan
hilangnya akun tersebut, Pertama sengaja
diblokir oleh anggota dalam grup itu sendiri. Kedua ada yang melapor langsung ke aplikasi facebook untuk di
nonaktifkan. Kemungkinan kedua lebih rasional, karena facebook menyediakan
ruang pengaduan/laporan bagi pengguna untuk melaporkan akun-akun yang
mengandung unsur sara yang mengancam perpecahan. Otoritas Facebook melalui
security sistemnya kemudian dapat langsung menonaktifkan tanpa pemberitahuan
kepada pemilik akun.
Tujuan pencarian akun A/n. Putraputri Poja untuk membaca dan memahami
kembali pokok-pokok apa saja yang disampaikan dalam postingannya supaya kita
dapat memahami secara komprehensif. Masih segar dalam ingatan saya bahwa
putraputripoja “menduga” adanya keterlibatan perangkat desa dalam jual-beli
tanah diwilayah administrasi pemerintah desa poja dengan sistem mengambil
untung untuk diri sendiri (kalau ada yang sempat screanshot postingan akun
putraputripoja mohon dishare agar tidak selisih paham antara saya dengan
pembaca tentang pokok-pokok dalam postingan tersebut).
Catat, yang menjadi kata kuncinya adalah “menduga” bukan
menuduh. Agar pembaca bisa memahami perbedaan ini, sepertinya perlu dijelaskan
perbedaan keduanya. Menduga berasal dari kata duga/dugaan, jadi dugaan adalah
mengira-ngira benarkah terjadi demikian ? atau benarkah itu terjadi, artinya
sesuatu yang masih belum pasti dan dugaan itu hukumnya wajib dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara semata-mata untuk kebaikan dimasa depan. Sedangkan
tuduhan adalah menunjuk dan mengatakan bahwa seolah-olah seseorang itu telah
melakukan sesuatu berdasarkan fakta-fakta permulaan tetapi masih perlu
dibuktikan (mboto-mboto kangampu laina maksud menggurui).
Autokritik:
Dugaan diatas ternyata menimbulkan perdebatan panjang dan
menjadi trend topik saat ini dengan berbagai pendapat dan tanggapan. Tidak
hanya itu, rupanya persoalan tersebut kini menjalar kepada masalah lain yakni
postingan saudara Asraf tahun lalu yang mengkritik pemerintah desa tentang genangan
banjir diperkampungan karena tidak ada saluran air. Memang harus diakui
postingan saudara Asraf lebih kejam daripada fakta yang sebenarnya atau
mengutip komentar salah satu nitizen “wara sa nata na eli cinaku la asraf re”.
Tapi pernyataan saudara asraf tidak sepenuhnya salah, artinya untuk sebagian
harus diakui benar.
Saya pun berpikir, sebenarnya apa yang paling krusial dari
kedua pernyataan diatas sehingga terjadi saling serang dan saling menyalahkan. Mestinya
kita melihat masalah ini dengan sisi lain. Pertama, pernyataan asraf merupakan kondisi
real yang benar-benar terjadi dan sampai hari ini belum ada solusi (mohon
luruskan kalau saya salah terkait ini). Kedua, terlepas apakah pendapat asraf
dan putraputripoja benar atau salah mestinya menjadi autokritik bagi perangkat
desa bahwa selama ini kinerja mereka dalam pantauan masyarakatnya sendiri.
Menurut adik ernivatun mungkin saja pemilik akun putraputripoja itu adalah
warga desa kita sendiri yang memang tahu kondisi dan masalah dikampung.
Tentang permohonan sebagian nitizen agar putraputripoja
klarifikasi langsung kekantor desa, saya berpendapat bahwa bukan soal dia tidak
punya nyali untuk hadir dan berhadapan langsung dengan saudara-saudara
sekalian. Bukankah kita tahu bahwa 30% jumlah penduduk desa kita sekarang berada
diluar daerah. Mereka juga ingin mengetahui statistika perkembangan desanya
dari waktu ke waktu atas hasil yang dicapai oleh masing-masing pemimpin.
Kemungkinan Ini salah satu faktor yang mendasari dirinya untuk memberikan
informasi secara bertahap dan berkelanjutan. Menurut saya media sosial Facebook
(GRUP DOU POJA) adalah satu saluran yang tepat, strategis dan masif. Sehingga
masyarakat kita yang terpecah diberbagai wilayah dapat berpartisipatif dengan
cara memberikan saran atau kritik yang membangun.
Jadi, sangat rasional
postingan putraputripoja kemarin bukan lempar isu untuk menjatuhkan seseorang
tapi dirinya mencoba memunculkan dipermukaan. Sebab itu fenomena yang terjadi
saat ini agar saudara-saudara kita yang tidak berada langsung didesa dapat mengetahui
dan sebagai informasi awal tentang dinamika yang bergulir didesa kita.
Kemudian mengenai kekhawatiran persoalan desa diketahui oleh
orang lain, justru saya melihat terjadi kesalahan berpikir dalam memahami
postingan itu. Tidak akan ada yang mengetahui selain orang-orang internal yang
tergabung dalam Grup kecuali postingan itu sengaja dibagikan/share. Oleh karena
itu analisa saya, sepanjang tidak dibagikan, postingan itu akan aman-aman
saja... hanya kita dan Tuhan yang tahu. Semoga !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar